1.
Marketing Mix
A. Pengertian
Marketing Mix
Pengertian marketing Mix Secara bahasa adalah Bauran
Pemasaran, sedangkan menurut istilah marketing Mix adalah strategi pemasaran
yang di laksanakan secara terpadu atau strategi pemasaran yang di lakukan
secara bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada dalam marketing Mix
itu sendiri.
Pengertian Marketing Mix menurut pakar marketing
dunia yaitu Kotler dan Amstrong pada tahun 1997 berbunyi :
“ Marketing mix
as the set of controllable marketing variables that the firm bleads to produce
the response it wants in the target market”
Bahasa indonesianya kurang
lebih : ” Marketing Mix
adalah sekumpulan variable – variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan
dalam target pemasaran“
B. 7 Unsur Marketing Mix (7P)
B. 7 Unsur Marketing Mix (7P)
1. Product (Produk)
Produk merupakan elemen penting dalam
sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran
lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk
tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Price (Harga)
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa
harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam
mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan
Miniard, 1996).
Harga dikatakan mahal, murah atau
biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung
dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan
kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).
3. Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan
informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan
untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan
mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui
media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid,
radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7).
Media promosi yang dapat digunakan pada
bisnis ini antara lain (1) Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas
dan hubungan masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi
yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri.
4. Place (Saluran Distribusi)
Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran
distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan
(Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari
produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran
distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk
memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen
akhir atau pemakai industri.
Distribusi berkaitan dengan kemudahan
memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi
memperli hatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan
produk atau jasa dipe roleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.
5. People (Partisipan)
Yang dimaksud partisipan disini adalah
karyawan penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri, misalnya dalam jasa kecantikan
:diantaranya adalah para reception, dokter, dan beauty therapis.
6. Process (Proses)
Proses adalah kegiatan yang menunjukkan
bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian
barang. Pengelola usaha melalui front liner sering menawarkan berbagai macam
bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas jasa konsultasi
gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan fasilitas layanan yang
berpengaruh pada image perusahaan.
7. Physical Evidence (Lingkungan Fisik)
Lingkungan fisik adalah keadaan atau
kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan fisik
merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Yang dimaksud
dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan
institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout
yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam
Assael 1992).
Dari ketujuh elemen marketing mix tersebut
yang merupakan kunci sukses bagi sebuah usaha (jasa yang
bertempat/salon/spa/warnet) diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang
siap ditawarkan (one stop service), lokasi yang strategis, keramahan dan
efektivitas pelayanan, tempat parkir yang memadai, dan fasilitas lain pendukung
kenyamanan konsumen.
C. Barang Pada Marketing Mix
Barang merupakan setiap benda baik yang berwujud
maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang mempunyai banyak
tujuan seperti diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh
konsumen.
Barang sendiri dibedakan menjadi empat, yaitu : barang
berwujud, barang tidak berwujud, barang bergerak, dan barang tidak bergerak.
Barang berwujud merupakan barang yang mempunyai wujud tertentu, contohnya :
buku, laptop, pulpen, dsb. Barang tidak berwujud merupakan barang yang tidak
mempunyai wujud tertentu, contohnya : gas, air, dsb. Barang bergerak adalah
barang yang dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain dengan cara
berpindah sendiri maupun dipindahkan oleh orang lain, contohnya : perahu,
kapal, dsb. Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat bergerak dari
satu tempat ke tempat lain, contohnya :pohon yang masih menancap di tanah.
Selanjutnya adalah jasa. Jasa merupakan suatu kegiatan
yang memiliki beberapa unsur ketidakberwujudan (intangible) yang melibatkan
beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti kepemilikannya, dan
tidak menghasilkan transfer kepemilikan yang dapat memenuhi kebutuhan, serta
dapat menciptakan kepuasan.
2.
Orientasi Pemasaran
A. Orientasi
Perusahaan Terhadap Pasar
Terdapat
lima konsep yang dapat dipilih organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran, diantaranya adalah konsep produksi, konsep produk, konsep
menjual/penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran berwawasan sosial.
Konsep
produksi merupakan salah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi
menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat
dan murah harganya. Manajer organisasi yang berorientasi produksi memusatkan
perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan
distribusi yang luas.
Konsep
produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu,
kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. Manajer dalam organisasi
berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan
produk yang unggul dan terus menyempurnakannya.
Berdasarkan
konsep ini, manajer mengasumsikan bahwa pembeli menghargai produk yang dibuat
dengan baik dan mereka dapat menilai kualitas dan kinerja suatu produk.
Perusahaan yang berorientasi produk sering merancang produk mereka dengan
sedikit atau tanpa masukan dari pelanggan. Mereka yakin bahwa insinyur mereka
tahu bagaimana merancang dan menyempurnakan produk mereka dan bahkan mereka
tidak menganalisis produk pesaing.
Konsep
menjual menyatakan bahwa konsumen, jika diabaikan, biasanya tidak akan membeli
produk orgainisasi dalam jumlah yang cukup. Karena itu, organisasi harus
melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
Konsep
ini mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan melakukan pembelian dan
untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa perusahaan memiliki cara
penjualan dan peralatan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak
pembelian. Konsep menjual paling banyak dianut untuk barang yang tidak dicari,
yaitu barang-barang yang biasanya tidak terpikirkan oleh pembeli untuk dibeli,
seperti asuransi, ensiklopedi, dan tanah pemakaman. Industri-industri ini telah
menyempurnakan berbagai teknik penjualan untuk menemukan calon pembeli dan
berusaha keras menjual keunggulan produk mereka.
Konsep
pemasaran adalah falsafah bisnis yang menentang tiga konsep diatas. Pemikiran
dasarnya terwujud pada pertengahan tahun 1950-an. Konsep pemasaran
menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih
efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep menjual atau
penjualan memusatkan perhatian pada kebutuhan penjual, konsep pemasaran pada
kebutuhan pembeli.
Konsep
menjual/penjualan sibuk dengan kebutuhan penjual untuk mengubah produknya untuk
menjadi uang tunai; konsep pemasaran sibuk dengan gagasan untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan melalui produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penciptaan, pertukaran, pengiriman,dan akhirnya pengkonsumsian produk tersebut.
Pasar Sasaran
Tidak ada
perusahaan yang dapat beroperasi di semua pasar dan memusatkan semua kebutuhan.
Juga tidak ada yang dapat beroperasi dengan baik dalam pasar yang luas.
Perusahaan dapat berhasil jika mereka mendefinisikan pasar sasaran mereka
dengan cermat dan menyiapkan program pemasaran yang sesuai kebutuhan pelanggan.
Perusahaan
dapat mendefinisikan pasar sasaran namun gagal memahami kebutuhan pelanggan. Meskipun
pemasaran adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan, memahami kebutuhan
dan keinginan pelanggan tidak selalu merupakan tugas yang sederhana. Beberapa
pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak mereka sadari. Atau mereka tidak dapat
mengutarakan kebutuhankebutuhan ini. Atau mereka menggunakan bahasa yang
membutuhkan penafsiran. Apa artinya jika pelanggan meminta mobil yang
"tidak mahal", mesin pemotong rumput yang "kuat", mesin
bubut yang "cepat", baju renang yang "menarik", atau hotel
yang "tenang ?
Jika
semua departemen perusahaan bekerja sama melayani kepentingan pelanggan,
hasilnya adalah pemasaran terpadu. Sayangnya, tidak semua pegawai terlatih dan
termotivasi untuk bekerja demi pelanggan. Seorang insinyur mengeluh bahwa
wiraniaga "selalu melindungi pelanggan dan tidak memikirkan kepentingan
perusahaan". Ia menyemprot pelanggan karena "meminta terlalu
banyak".
Pemasaran
terpadu berjalan dalam dua tahap. Pertama, beragam fungsi pemasaran seperti
tenaga penjualan, periklanan, manajemen produk, riset pemasaran dan lain-lain
harus bekerja sama. Sangat sering terjadi, tenaga penjualan marah pada manajer
produk karena menetapkan "harga yang terlalu tinggi" atau
"target volume yang terlalu tinggi"; atau direktur periklanan dan
manajer merek tidak mencapai kata sepakat mengenai kampanye iklan. Semua fungsi
pemasaran ini harus dikoordinasikan dari sudut pandang pelanggan.
Tujuan
konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan mereka. Bagi
perusahaan swasta, tujuan utamanya adalah laba, bagi organisasi nirlaba atau
kemasyarakatan, adalah agar ia dapat bertahan hidup dan mengumpulkan cukup dana
untuk melaksanakan kegiatan mereka. Dalam organisasi pencari laba, tujuannya
tidak semata-mata mencari laba, laba merupakan produk sampingan dari
melaksanakan tugas dengan baik. Perusahaan menghasilkan uang dengan memusatkan
kebutuhan pelanggan lebih baik daripada yang dilakukan pesaing.
KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN
SOSIAL
Dalam
tahun-tahun belakangan ini, beberapa orang mempertanyakan apakah konsep
pemasaran merupakan falsafah yang tepat dalam era perusakan lingkungan hidup,
keterbatasan sumber daya, ledakan jumlah penduduk, kelaparan dan kemiskinan
dunia, dan pengabaian pelayanan sosial. Perlukah perusahaan yang telah
melaksanakan tugas memuaskan keinginan konsumen dengan sangat baik untuk
beroperasi bagi kepentingan jangka panjang konsumen dan masyarakat? Konsep
pemasaran mengesampingkan pertentangan potensial antara keinginan konsumen dan
kesejahteraan sosial jangka panjang.
Keadaan
ini memerlukan konsep baru yang memperluas konsep pemasaran. Beberapa konsep
yang diusulkan adalah "pemasaran berkemanusiaan" dan "pemasaran
sadar lingkungan hidup". Kemudian yang terakhir adalah konsep pemasaran
berwawasan sosial.
Konsep
pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan
kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan
yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan
mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraaan konsumen dan masyarakat.
Konsep
berwawasan sosial mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika
dalam praktek pemasaran mereka. Mereka harus menyeimbangkan dan menyelaraskan
tiga faktor yang sering menjadi pertikaian yaitu laba perusahaan, pemuasan
keinginan konsumen, kepentingan publik. Sejumlah perusahaan telah mencapai
penjualan dan laba yang mengesankan dengan menerima dan menerapkan konsep pemasaran
berwawasan sosial.
B. Contoh Perusahaan
1. Konsep Pemasaran
a. Toyota
Toyota di dalam memasarkan produknya selalu melihat
segmentasi pasar, kemudian mereka memproduksi barang disesuaikan dengan
segmentasi pasar tersebut, sehingga mereka dapat memperoleh pangsa pasar yang
cukup besar. Contohnya adalah adanya Toyota avanza, Toyota kijang
innova, dan Toyota Alphard, ketiganya adalah family car akan tetapi memilki
segmentasi yang berbeda-beda.
b. Unilever
Ada beberapa produk Unilever yang dipasarkan dengan
orientasi pemasaran, antara lain adalah Daia dan Rinso. Daia dan
Rinso adalah dua ditergen ang diproduksi oleh Unilever akan tetapi keduanya
memiliki segmentasi pasar yang berbeda, sehingga dengan menjual produk di dua
segmen tersebut, pangsa pasar yang diraih juga akan semakin tinggi.
c. Pabrik
Rokok Djarum
Djarum di dalam memproduksi produknya juga
memperhatikan konsenspi pemasaran. Hal ini dapat dilihat dari
bermacam-macam produk rokok Djarum yang disesuaikan dengan segmen pasar. Misalnya
untuk orang tua, djarum memiliki produk djarum 76 karena kebanyakan orang tua
menyukai rokok kretek dan untuk anak muda ada djarum black, djarum super dan
sebagainya.
d. Nokia
Nokia di dalam
meluncurkan produknya juga memperhatikan berbagai segmentasi yang ada di
masyarakat dan mereka memproduksi barang dengan melihat hal
tersebut. Contohnya seperti nokia 9500 yang diproduksi untuk orang
menengah ke atas sedangkan nokia 3310 diproduksi untuk kalangan menengah
kebawah.
2. Konsep Sociall marketing
a. Aqua
Pada beberapa iklan Aqua akhir-akhir ini, sering
diperlihatkan apabila kita membeli produk Aqua, berarti kita menymbangkan 50
ruapiah untuk pengadaan air bersih di daerah yang kekurangan air. Hal
tersebut menunjukkan bahwa aqua di dalam memasarkan produknya memakai konsep
social marketing
b. Sabun Lifeboy
Sabun lifeboy memasarkan produknya juga dengan
menggunakan konspesi social marketing. Hal ini terlihat dari
promosinya yang mengajak pembiasaan mencuci tangan dengan sabun agar kesehatan
meningkat.
3. Pengaruh Harga Bagi Pengusaha Untuk Membuat Suatu
Barang
masalah harga dapat memberikan dorongan bagi pengusaha
karena pengusaha memiliki prinsip ekonomi yaitu dengan cara menekan biaya produksi
untuk menghasilkan barang produksi sesuai yang diharapkan. Kenaikan harga
merupakan suatu keadaan dimana barang – barang secara umum mengalami kenaikan
harga dan itu akan berlangsung dalam waktu yang lama dan terus menerus.
Harga barang yang ada, mengalami kenaikan dari waktu – waktu
sebelumnya dan terjadi dimana-mana dalam rentang waktu yang cukup lama.
Kenaikan harga merupakan masalah rumit yang sering terjadi di dalam dunia
ekonomi, dan tidak dapat di pungkiri lagi bahwa kenaikan harga membawa pengaruh
besar terhadap masyarakat yang terlibat di dalamnya, tak terkecuali bagi
pengusaha.
Pengusaha dalam ekonomi adalah organisasi atau
kelompok atau orang yang menghasilkan suatu barang dan jasa untuk dijual dan
dipasarkan kepada konsumen. Para pengusaha akan bekerjasama dengan
beberapa pihak untuk dapat mengolah suatu bahan mentah atau bahan setengah jadi
menjadi sesuatu bahan jadi yang mempunyai nilai pakai dan nilai guna untuk
dijual agar produsen mendapat keuntungan. Para pengusaha harus dapat menawarkan
harga yang relatif murah karena pengusaha merupakan agen – agen langsung yang
banyak di cari oleh para pedagang untuk membeli dagangannya yang nanti akan
mereka jual kembali tetapi dengan harga yang relatif lebih mahal.
Jika terjadi kenaikan harga, pengusaha sering mendapat
kesulitan bahkan mungkin terjadi kerugian. Bagi perusahaan pengolah bahan
mentah atau bahan setengah jadi, masalah yang timbul berhubungan dengan bahan
baku. Bahan baku merupakan hal terpenting dalam proses produksi, mahalnya bahan
baku membuat pengusaha harus berfikir ulang tentang biaya produksi dan laba
yang akan didapat. Semakin mahal harga bahan baku maka semakin melunjak pula
harga produksi. Dengan keadaan seperti itu, pengusaha harus pintar – pintar
memutar otaknya untuk memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah ini,
misalnya dengan menaikkan harga jual barang dagangannya atau dengan cara
menggunakan bahan baku yang kualitasnya nomer dua. Pengusaha adalah salah satu
sisi yang paling terpengaruh akibat adanya inflasi. Bagi pengusaha inflasi
dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada
kenaikan biaya produksi. Jika kondisinya seperti itu, pengusaha akan terdorong
untuk memperbanyak bahkan melipatgandakan produksinya,namun bila inflasi
menyebabkan kenaikan biaya produksi maka kondisi ini merugikan bagi pengusaha.
Pengusaha akan mengurangi produksinya atau bisa juga berhenti untuk beberapa
waktu. Hal lain juga bisa terjadi yaitu perusahaan tersebut bangkrut (tidak
memproduksi lagi),dikarenakan tidak sanggup untuk mengikuti laju inflasi.
Dampak kenaikan harga memang sangat berpengaruh terhadap semua aktifitas kegiatan
perdagangan, bagi Pengusaha tentu saja kenaikan harga bahan baku bisa sangat
mempengaruhi seluruh kegiatan produksi mereka.
4. Pengaruh Harga Bagi Konsumen Dalam Menetapkan
Pembelian
pengaruh harga bagi konsumen dalam menetapkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang
melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari
faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan
antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau
alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat
penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran
distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari
program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai
berikut:
(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa
setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan
berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh
kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding
atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang
sama untuk beberapa produk yang lain;
(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada
faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku
konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;
(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan
perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat
luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Stanton, 1997).
Dibawah ini saya akan menguraikan faktor bahwa harga
yang mempengaruhi konsumen dalam menetapkan pembelian :
Ø Harga yang tidak tepat akan berakibat tidak
menarik bagi para pembeli untuk membeli barang tersebut. Penetapan harga
jual barang yang tepat tidak juga selalu berarti bahwa harga haruslah
ditetapkan rendah atau serendah mungkin.
Ø Ketika harga naik produsen juga akan menaikkan
produksi sedangkan konsumen akan mengurangi pembelian, sebaliknya jika harga
turun produsen akan mengurangi produksi agar barangnya laku di pasar dan
konsumen akan membeli ataupun mengkonsumi lebih banyak.
Ø Banyaknya perusahaan perusahaan lain dalam
binis menyebabkan terjadinya persaingan yang tinggi untuk dapat menjaga
posisinya dan bertahan, perusahaan harus memahami karakteristik konsumen mereka
dan memahami bagaimana konsumen dalam memutuskan pembelian, dengan memahami
perilaku konsumen dalam proses pengambil keputusan, maka perusahaan akan dapat
mempengaruhinya, sehingga konsumen tersebut nantinya akan menggunakan produk
mereka.
Ø Sering dijumpai bahwa apabila harga barang
tertentu itu rendah maka banyak konsumen justru tidak senang karena dengan
harga yang murah itu maka semua orang dapat memakai barang tersebut. Harga
merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan
penjualan, sedang unsur lain hanyalah unsur biaya saja. Walaupun penetapan
harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna
dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Tingkat harga yang
ditetapkan perusahaan berperan bagi konsumen dalam menentukan keputusan
pembeliannya, karena dalam keputusan pembeliannya konsumen mengharapkan
kualitas dan performa sesuatu produk atau jasa, harga dan biaya yang tidak
terlalu mahal dalam artian sepadan dengan kualitas produk, keuntungan sosial
sebagai hasil dari pembelian tersebut.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar