Minggu, 27 November 2016

TUGAS 7

1.     Marketing Mix
A.   Pengertian Marketing Mix
Pengertian marketing Mix Secara bahasa adalah Bauran Pemasaran, sedangkan menurut istilah marketing Mix adalah strategi pemasaran yang di laksanakan secara terpadu atau strategi pemasaran yang di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada dalam marketing Mix itu sendiri.
Pengertian Marketing Mix menurut pakar marketing dunia yaitu Kotler dan Amstrong pada tahun 1997 berbunyi :
 Marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads to produce the response it wants in the target market
Bahasa indonesianya kurang lebih : ” Marketing Mix adalah sekumpulan variable – variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam target pemasaran
B.   7 Unsur Marketing Mix (7P)
1.       Product (Produk)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.       Price (Harga)
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard, 1996).
Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).

3.       Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7).
Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1) Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri.

4.       Place (Saluran Distribusi)
Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri.
Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperli hatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa dipe roleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

5.       People (Partisipan)
Yang dimaksud partisipan disini adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri, misalnya dalam jasa kecantikan :diantaranya adalah para reception, dokter, dan beauty therapis.

6.       Process (Proses)
Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Pengelola usaha melalui front liner sering menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas jasa konsultasi gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan fasilitas layanan yang berpengaruh pada image perusahaan.

7.       Physical Evidence (Lingkungan Fisik)
Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992).

Dari ketujuh elemen marketing mix tersebut yang merupakan kunci sukses bagi sebuah usaha (jasa yang bertempat/salon/spa/warnet) diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang siap ditawarkan (one stop service), lokasi yang strategis, keramahan dan efektivitas pelayanan, tempat parkir yang memadai, dan fasilitas lain pendukung kenyamanan konsumen.

C.   Barang Pada Marketing Mix

Barang merupakan setiap benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang mempunyai banyak tujuan seperti diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
Barang sendiri dibedakan menjadi empat, yaitu : barang berwujud, barang tidak berwujud, barang bergerak, dan barang tidak bergerak. Barang berwujud merupakan barang yang mempunyai wujud tertentu, contohnya : buku, laptop, pulpen, dsb. Barang tidak berwujud merupakan barang yang tidak mempunyai wujud tertentu, contohnya : gas, air, dsb. Barang bergerak adalah barang yang dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain dengan cara berpindah sendiri maupun dipindahkan oleh orang lain, contohnya : perahu, kapal, dsb. Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain, contohnya :pohon yang masih menancap di tanah.
Selanjutnya adalah jasa. Jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidakberwujudan (intangible) yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan yang dapat memenuhi kebutuhan, serta dapat menciptakan kepuasan. 

2.     Orientasi Pemasaran
A.     Orientasi Perusahaan Terhadap Pasar 
Terdapat lima konsep yang dapat dipilih organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran, diantaranya adalah konsep produksi, konsep produk, konsep menjual/penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran berwawasan sosial.

Konsep produksi merupakan salah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Manajer organisasi yang berorientasi produksi memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas.

Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. Manajer dalam organisasi berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakannya.
Berdasarkan konsep ini, manajer mengasumsikan bahwa pembeli menghargai produk yang dibuat dengan baik dan mereka dapat menilai kualitas dan kinerja suatu produk. Perusahaan yang berorientasi produk sering merancang produk mereka dengan sedikit atau tanpa masukan dari pelanggan. Mereka yakin bahwa insinyur mereka tahu bagaimana merancang dan menyempurnakan produk mereka dan bahkan mereka tidak menganalisis produk pesaing.

Konsep menjual menyatakan bahwa konsumen, jika diabaikan, biasanya tidak akan membeli produk orgainisasi dalam jumlah yang cukup. Karena itu, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
Konsep ini mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa perusahaan memiliki cara penjualan dan peralatan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian. Konsep menjual paling banyak dianut untuk barang yang tidak dicari, yaitu barang-barang yang biasanya tidak terpikirkan oleh pembeli untuk dibeli, seperti asuransi, ensiklopedi, dan tanah pemakaman. Industri-industri ini telah menyempurnakan berbagai teknik penjualan untuk menemukan calon pembeli dan berusaha keras menjual keunggulan produk mereka.

Konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menentang tiga konsep diatas. Pemikiran dasarnya terwujud pada pertengahan tahun 1950-an.  Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep menjual atau penjualan memusatkan perhatian pada kebutuhan penjual, konsep pemasaran pada kebutuhan pembeli.
Konsep menjual/penjualan sibuk dengan kebutuhan penjual untuk mengubah produknya untuk menjadi uang tunai; konsep pemasaran sibuk dengan gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penciptaan, pertukaran, pengiriman,dan akhirnya pengkonsumsian produk tersebut.

Pasar Sasaran
Tidak ada perusahaan yang dapat beroperasi di semua pasar dan memusatkan semua kebutuhan. Juga tidak ada yang dapat beroperasi dengan baik dalam pasar yang luas. Perusahaan dapat berhasil jika mereka mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan cermat dan menyiapkan program pemasaran yang sesuai kebutuhan pelanggan.

Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran namun gagal memahami kebutuhan pelanggan. Meskipun pemasaran adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan, memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak selalu merupakan tugas yang sederhana. Beberapa pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak mereka sadari. Atau mereka tidak dapat mengutarakan kebutuhankebutuhan ini. Atau mereka menggunakan bahasa yang membutuhkan penafsiran. Apa artinya jika pelanggan meminta mobil yang "tidak mahal", mesin pemotong rumput yang "kuat", mesin bubut yang "cepat", baju renang yang "menarik", atau hotel yang "tenang ?

Jika semua departemen perusahaan bekerja sama melayani kepentingan pelanggan, hasilnya adalah pemasaran terpadu. Sayangnya, tidak semua pegawai terlatih dan termotivasi untuk bekerja demi pelanggan. Seorang insinyur mengeluh bahwa wiraniaga "selalu melindungi pelanggan dan tidak memikirkan kepentingan perusahaan". Ia menyemprot pelanggan karena "meminta terlalu banyak".
Pemasaran terpadu berjalan dalam dua tahap. Pertama, beragam fungsi pemasaran seperti tenaga penjualan, periklanan, manajemen produk, riset pemasaran dan lain-lain harus bekerja sama. Sangat sering terjadi, tenaga penjualan marah pada manajer produk karena menetapkan "harga yang terlalu tinggi" atau "target volume yang terlalu tinggi"; atau direktur periklanan dan manajer merek tidak mencapai kata sepakat mengenai kampanye iklan. Semua fungsi pemasaran ini harus dikoordinasikan dari sudut pandang pelanggan.

Tujuan konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan mereka. Bagi perusahaan swasta, tujuan utamanya adalah laba, bagi organisasi nirlaba atau kemasyarakatan, adalah agar ia dapat bertahan hidup dan mengumpulkan cukup dana untuk melaksanakan kegiatan mereka. Dalam organisasi pencari laba, tujuannya tidak semata-mata mencari laba, laba merupakan produk sampingan dari melaksanakan tugas dengan baik. Perusahaan menghasilkan uang dengan memusatkan kebutuhan pelanggan lebih baik daripada yang dilakukan pesaing.

KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN SOSIAL
Dalam tahun-tahun belakangan ini, beberapa orang mempertanyakan apakah konsep pemasaran merupakan falsafah yang tepat dalam era perusakan lingkungan hidup, keterbatasan sumber daya, ledakan jumlah penduduk, kelaparan dan kemiskinan dunia, dan pengabaian pelayanan sosial. Perlukah perusahaan yang telah melaksanakan tugas memuaskan keinginan konsumen dengan sangat baik untuk beroperasi bagi kepentingan jangka panjang konsumen dan masyarakat? Konsep pemasaran mengesampingkan pertentangan potensial antara keinginan konsumen dan kesejahteraan sosial jangka panjang.
Keadaan ini memerlukan konsep baru yang memperluas konsep pemasaran. Beberapa konsep yang diusulkan adalah "pemasaran berkemanusiaan" dan "pemasaran sadar lingkungan hidup". Kemudian yang terakhir adalah konsep pemasaran berwawasan sosial.
Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraaan konsumen dan masyarakat.
Konsep berwawasan sosial mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek pemasaran mereka. Mereka harus menyeimbangkan dan menyelaraskan tiga faktor yang sering menjadi pertikaian yaitu laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen, kepentingan publik. Sejumlah perusahaan telah mencapai penjualan dan laba yang mengesankan dengan menerima dan menerapkan konsep pemasaran berwawasan sosial.

B.      Contoh Perusahaan

1.       Konsep Pemasaran
a.       Toyota
Toyota di dalam memasarkan produknya selalu melihat segmentasi pasar, kemudian mereka memproduksi barang disesuaikan dengan segmentasi pasar tersebut, sehingga mereka dapat memperoleh pangsa pasar yang cukup besar.  Contohnya adalah adanya Toyota avanza, Toyota kijang innova, dan Toyota Alphard, ketiganya adalah family car akan tetapi memilki segmentasi yang berbeda-beda.
b.      Unilever
Ada beberapa produk Unilever yang dipasarkan dengan orientasi pemasaran, antara lain adalah Daia dan Rinso.  Daia dan Rinso adalah dua ditergen ang diproduksi oleh Unilever akan tetapi keduanya memiliki segmentasi pasar yang berbeda, sehingga dengan menjual produk di dua segmen tersebut, pangsa pasar yang diraih juga akan semakin tinggi.
c.       Pabrik Rokok Djarum
Djarum di dalam memproduksi produknya juga memperhatikan konsenspi pemasaran.  Hal ini dapat dilihat dari bermacam-macam produk rokok Djarum yang disesuaikan dengan segmen pasar.  Misalnya untuk orang tua, djarum memiliki produk djarum 76 karena kebanyakan orang tua menyukai rokok kretek dan untuk anak muda ada djarum black, djarum super dan sebagainya.
d.      Nokia
Nokia di dalam meluncurkan produknya juga memperhatikan berbagai segmentasi yang ada di masyarakat dan mereka memproduksi barang dengan melihat hal tersebut. Contohnya seperti nokia 9500 yang diproduksi untuk orang menengah ke atas sedangkan nokia 3310 diproduksi untuk kalangan menengah kebawah.
2.       Konsep Sociall marketing
a.       Aqua
Pada beberapa iklan Aqua akhir-akhir ini, sering diperlihatkan apabila kita membeli produk Aqua, berarti kita menymbangkan 50 ruapiah untuk pengadaan air bersih di daerah yang kekurangan air.  Hal tersebut menunjukkan bahwa aqua di dalam memasarkan produknya memakai konsep social marketing
b.      Sabun Lifeboy
Sabun lifeboy memasarkan produknya juga dengan menggunakan konspesi social marketing.  Hal ini terlihat dari promosinya yang mengajak pembiasaan mencuci tangan dengan sabun agar kesehatan meningkat.

3.     Pengaruh Harga Bagi Pengusaha Untuk Membuat Suatu Barang
masalah harga dapat memberikan dorongan bagi pengusaha karena pengusaha memiliki prinsip ekonomi yaitu dengan cara menekan biaya produksi untuk menghasilkan barang produksi sesuai yang diharapkan.  Kenaikan harga merupakan suatu keadaan dimana barang – barang secara umum mengalami kenaikan harga dan itu akan berlangsung dalam waktu yang lama dan terus menerus.  Harga barang yang ada, mengalami kenaikan dari waktu  –  waktu sebelumnya dan terjadi dimana-mana  dalam rentang waktu yang cukup lama. Kenaikan harga merupakan masalah rumit yang sering terjadi di dalam dunia ekonomi, dan tidak dapat di pungkiri lagi bahwa kenaikan harga membawa pengaruh besar terhadap masyarakat yang terlibat di dalamnya, tak terkecuali bagi pengusaha.
Pengusaha dalam ekonomi adalah organisasi atau kelompok atau orang yang menghasilkan suatu barang dan jasa untuk dijual dan dipasarkan kepada konsumen.  Para pengusaha akan bekerjasama dengan beberapa pihak untuk dapat mengolah suatu bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi sesuatu bahan jadi yang mempunyai nilai pakai dan nilai guna untuk dijual agar produsen mendapat keuntungan. Para pengusaha harus dapat menawarkan harga yang relatif murah karena pengusaha merupakan agen – agen langsung yang banyak di cari oleh para pedagang untuk membeli dagangannya yang nanti akan mereka jual kembali tetapi dengan harga yang relatif lebih mahal.
Jika terjadi kenaikan harga, pengusaha sering mendapat kesulitan bahkan mungkin terjadi kerugian. Bagi perusahaan pengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi, masalah yang timbul berhubungan dengan bahan baku. Bahan baku merupakan hal terpenting dalam proses produksi, mahalnya bahan baku membuat pengusaha harus berfikir ulang tentang biaya produksi dan laba yang akan didapat. Semakin mahal harga bahan baku maka semakin melunjak pula harga produksi. Dengan keadaan seperti itu, pengusaha harus pintar – pintar memutar otaknya untuk memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah ini, misalnya dengan menaikkan harga jual barang dagangannya atau dengan cara menggunakan bahan baku yang kualitasnya nomer dua. Pengusaha adalah salah satu sisi yang paling terpengaruh akibat adanya inflasi. Bagi pengusaha inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika kondisinya seperti itu, pengusaha akan terdorong untuk memperbanyak bahkan melipatgandakan produksinya,namun bila inflasi menyebabkan kenaikan biaya produksi maka kondisi ini merugikan bagi pengusaha. Pengusaha akan mengurangi produksinya atau bisa juga berhenti untuk beberapa waktu. Hal lain juga bisa terjadi yaitu perusahaan tersebut bangkrut (tidak memproduksi lagi),dikarenakan tidak sanggup untuk mengikuti laju inflasi. Dampak kenaikan harga memang sangat berpengaruh terhadap semua aktifitas kegiatan perdagangan, bagi Pengusaha tentu saja kenaikan harga bahan baku bisa sangat mempengaruhi seluruh kegiatan produksi mereka.

4.     Pengaruh Harga Bagi Konsumen Dalam Menetapkan Pembelian
pengaruh harga bagi konsumen dalam menetapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;
(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;
(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).
Dibawah ini saya akan menguraikan faktor bahwa harga yang mempengaruhi konsumen dalam menetapkan pembelian : 
Ø Harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik bagi para pembeli untuk  membeli barang tersebut. Penetapan harga jual barang yang tepat tidak juga selalu berarti bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin.
Ø Ketika harga naik produsen juga akan menaikkan produksi sedangkan konsumen akan mengurangi pembelian, sebaliknya jika harga turun produsen akan mengurangi produksi agar barangnya laku di pasar dan konsumen akan membeli ataupun mengkonsumi lebih banyak.
Ø Banyaknya perusahaan perusahaan lain dalam binis menyebabkan terjadinya persaingan yang tinggi untuk dapat menjaga posisinya dan bertahan, perusahaan harus memahami karakteristik konsumen mereka dan memahami bagaimana konsumen dalam memutuskan pembelian, dengan memahami perilaku konsumen dalam proses pengambil keputusan, maka perusahaan akan dapat mempengaruhinya, sehingga konsumen tersebut nantinya akan menggunakan produk mereka.
Ø Sering dijumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu maka semua orang dapat memakai barang tersebut. Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedang unsur lain hanyalah unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Tingkat harga yang ditetapkan perusahaan berperan bagi konsumen dalam menentukan keputusan pembeliannya, karena dalam keputusan pembeliannya konsumen mengharapkan kualitas dan performa sesuatu produk atau jasa, harga dan biaya yang tidak terlalu mahal dalam artian sepadan dengan kualitas produk, keuntungan sosial sebagai hasil dari pembelian tersebut.

Sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar