2.1 Pengertian dan Tujuan Pelatihan dan
Pengembangan
A.
PENGERTIAN
Pelatihan adalah Proses yang didesain untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis, ataupun meningkatkan kinerja
pegawai
Pengembangan adalah Proses yang didesain untuk
meingkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan
memperluas human relation.
B. TUJUAN
Memutakhirkan keahlian seorang
individu sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan SDM,
pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif
menggunakan teknologi-teknologi baru.
Mengurangi waktu belajar seorang
individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
Membantu memecahkan persoalan
operasional.
Mengorientasikan setiap individu
terhadap organisasi.
Memberikan kemampuan yang lebih
tinggi dalam melaksanakan tugas dalam bekerja. Meningkatkan tingkat
professionalisme para karyawan.
2.2 Kapan
Pelatihan Dipelukan
Kegiatan
pelatihan sangat penting karena bermanfaat guna menambah pengetahuan atau
ketrampilan terutama bagi yang mempersiapkan diri memasuki lapangan pekerjaan.
Sedangkan bagi yang sudah bekerja akan berfungsi sebagai “charger” agar
kemapuan serta kapabilitas kita selalu terjaga guna mengamankan existensi atau
peningkatan karir. Jadi kalaupun itu harus mengeluarkan biaya sebetulnya tidak
terlalu signifikan. Taruhlah kita jadwalkan untuk mengikuti pelatihan dengan
frekuensi satu kali dalam satu tahun. Maka biaya yang dikeluarkan apabila
dibagi prorata, jumlah pengeluaran rata-rata perbulan sungguh kecil dan tidak
sebanding dengan hasil yang diperoleh. Oleh karena itu ungkapan biaya dalam
konteks pelatihan biasanya lebih populer disebut sebagai investasi. Jadi kita
melakukan investasi dalam jumlah yang kecil untuk tetap survive dalam dunia
kerja yang sangat kompetitif akhir-akhir ini. Segala sesuatu dapat terjadi dan
berubah secara tiba-tiba. Hanya kemapuan dan upaya untuk me-“refresh”
kompetensi masing-masing kita yang membuat kita selalu dapat bertahan.
Jangan pernah lengah dan lalai karena yang dinilai adalah aktualisasi diri
bukanlah melulu bertumpu pada kebanggan background pendidikan atau nama besar
almamater.
2.3 Jenis Program Pelatihan dan Pengembangan
1.
Melatih Keahlian Karyawan (Skill Training)
2.
Pelatihan Ulang (Retraining)
3.
Cross Functional Training
4.
Pelatihan tim (team training)
5.
Melatih kreatifitas perusahaan
6.
Pelatihan mengenai teknologi yang berhubungan dengan perusahaan
7.
Pelatihan bahasa
2.4 Orientasi Pekerja Baru
Setelah
karyawan direkrut dan diseleksi, langkah berikutnya adalah orientasi dan
pelatihan untuk memberikan mereka informasi dan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan baru.
Secara umum, orientasi dan pelatihan adalah
proses-proses yang mencoba menyediakan bagi seorang karyawan informasi,
keahlian-keahlian, dan pemahaman atas organisasi dan tujuannya.
2.5
pelatihan dan tahap - tahapan nya
1. Penentuan kebutuhan pelatihan
adalah lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para
pekerja yang ada daripada mengorientasikan para pegawai yang baru.
Dalam tahapan ini terdapat 3 macam kebutuhan akan pelatihan, yaitu:
a. General treatment need,
yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dlam suatu klasifikasi
pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seorang pegawai
tertentu.
b. Oversable performance
discrepancies, didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai masalah,
wawancara, daftar pertanyaan, evaluai dan dengan cara meminta para pekerja
untuk mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c. Future human resources
need, lebih berkaitan dengan ketidaksesuaian kinerja, tetapi lebih berkaitan
dengan sumber daya manusia untuk waktu yang akan datang.
2. Mendesain program
pelatihan, yaitu dengan melakukan perubahan dalam system feedback, seleksi,
imbalan atau pemecatan terhadap pegawai selama masa percobaannya.
2.6 pelatihan formal dan non formal
Pelatihan formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal
(resmi) oleh organisasi atau perusahaan untuk para karyawan. Pelatihan jenis
ini biasanya dilakukan secara teratur, terjadwal dengan mengacu pada
kurikulum-silabus yang sudah ada. Kurikulum silabus disusun berdasarkan
kebutuhan pelatihan yang sudah dikaji sebelumnya, sehingga materi pelatihan itu
benar-benar berkaitan dan dapat meningkatkan kemampuan pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari karyawan.
Metode pelatihan formal :
1. Belajar mandiri
2. Metode belajar
dikelas/ceramah
3. Pelatihan ditempat kerja (
on the job training)
4. Unjuk kerja
5. Simulasi
6. Sistem magang
7. Pelatihan vestibule
8. Bermain peran
9. Telaah kasus
10. Pelatihan laboratorium
Pelatihan non formal
Pelatihan nonformal adalah pelatihan yang diadakan untuk melengkapi
pelatihan formal. Pelatihan formal tidak selalu dapat dilakukan, karna ia
memerlukan biaya yang besar, waktu yang lama, dan tenaga kerja yang harus
dibayar mahal dan sebagainya. Salah satu jenis pelatihan nonformal disebut
Built In training (BIT ) atau pelatihan melekat merupakan pelatihan yang
berkesinambungan dan melekat dengan tugas setiap atasan, untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar uraian pekerjaan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
2.7 Pelatihan Supervisor, Pengembangan Team
dan Pengembangan Organisasi
Para manager dan supervisor organisasi bertanggung jawab tidak hanya
bagi kinerja mereka sendiri, tetapi juga bagi kinerja dari para pekerjanya
sendiri. Akibatnya tujuan dari pelatihan supervisi adalah untuk meningkatkan
keterampilan-keterampilan pengawasan atau supervisi dan manajemen supaya
membantu menejemen kepegawaian untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain
dan untuk membantu pegawai-pegawai dari manager dan supervisor agar bekerja
lebih baik dan tangkas.
Ada dua jenis pelatihan, yaitu: organizaton development (OD) dan
sensitivity training.
1. Organization development
Yaitu, para manager dan supervisor tidak hanya bertanggung jawab pada
pelatihan terhadap para pegawai secara perorangan untuk meningkatkan
keteramplan kerja mereka, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas hubungan
kerja dari para pegawai.
2. Sensitivity training
Yaitu, hubungan-hubungan kerja dalam kelompok kecil dan action research
yang didasarkan pada pengumpulan data dan pengumpanya kembali kepada para
peserta guna memampukan mereka untuk merubah perilakunya sendiri.
2.8 Arti dan Pentingnya Pengembangan SDM
1. SDM melalui pendidikan
2. SDM melalui pertanian
3. SDM bidang kesehatan
2.9 Pengembangan SDM melalui Diklat
Diklat adalah proses penyelenggaran belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan PNS.
Tujuan diklat adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan,
keahlian, ketrampilan, dan sikap untk dapat melaksanakan tugas jabatan secara
professional.
b. Menciptakan kesamaan visi
dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan.
c. Menciptakan operator yang
mampu berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Macam-macam diklat:
a. Diklat pra jabatan
b. Diklat dalam jabatan
2.10. Pengembangan melalui penugasan
Untuk mengembangkan potensi pegawai melalui penugasan pada
jabatan-jabatan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Disamping itu bagi
para pegawai juga diikut sertakan dalam pendidikan dan pelatihan.
Apabila pegawai dilatih dan selama proses latihan atau pengembangan,
pegawai diberitahu atau ditambah pengetahuannya bagaimana cara terbaik dalam
melakukan sesuatu pekerjaan atau kegiatan tertentu. Bila cara terbaik untuk
mengerjakan sesuatu itu benar-benar dikuasai oleh pegawai yang bersangkutan,
maka dalam melaksanakan pekerjaan itu dia akan lebih efisien mengerjakannya
jika dibandingkan dengan cara mengerjakannya sebelum ia mengikuti latihan yang
bersangkutan.
2.11. Pengembangan melalui mutasi / promosi
Promosi adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu
organisasi ataupun instansi baik dalam pemerintahan maupun non pemerintah
(swasta).
Pedoman yang
dijadikan dasar untuk mempromosikan karywan atau pegawai menurut Handoko (1999)
adalah:
a. Pengalaman (lamanya
pengalaman kerja karyawan).
b. Kecakapan (keahlian atau
kecakapan).
c. Kombinasi kecakapan dan
pengalaman (lamanya pengalaman dan kecakapan).
Mutasi atau transfer menurut Wahyudi (1995) adalah perpindahan pekerjaan
seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari
posisi perkerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan
tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti sedia kala.
Sebab-sebab pelaksanaan mutasi menurut Siswandi (1999) digolongkan
sebagai berikut :
a. Permintaan sendiri
Mutasi atas permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atasa
keinginan sendiri dari karyawan yang bersangkutan dan dengan mendapat
persetujuan pimpinan organisasi.
b. Alih tugas produktif (ATP)
Alih tugas produktif adalah mutasi karena kehendak pimpinanan perusahaan
untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan karywan yang bersangkutan ke
jabatan atau pekerjannya yang sesuai dengan kecakapannya.
2.12. PENGEMBANGAN MELALUI GKM (GUGUS
KENDALI MUTU)
Pengertian GKM di dalam perusahaan adalah sekelompok kecil karyawan yang
terdiri dari 3-8 orang dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara
berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan
pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan
proses pemecahan masalah.
Sasaran melalui GKM, yaitu:
a. Meningkatkan kemampuan
manajerial para karyawan operasional, agar tumbuh kebiasaan berpikir analitis.
b. Mendorong setiap karyawan
agar mampu memberikan sumbangan pikiran yg berkaitan dengan pengendalian mutu,
sehingga tercipta lingk kerja dimana karyawan sadar akan mutu, permasalahan dan
merasa berkepentingan untuk memperbaikinya.
c. Meningkatkan moral
karyawan dengan membuka kesempatan untuk berperan serta dalam mengembangkan
mutu di unit kerjanya dengan didukung oleh pola hub karyawan dan atasan
harmonis.
d. Mengarahkan agar setiap
karyawan dapat terlibat dalam suatu bentuk kerjasama kel yang dinamis dalam
usaha untuk mencari pemecahan masalah dalam mutu pelayanan/produk/mutu kerja.
2.13. PENGEMBANGAN MELALUI WASKAT
Waskat adalah pengorganisasian, prosedur, pencatatan, pelaporan
supervise dan reviu intern.
1. Pengorganisasian
Organisasi membutuhkan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang
jelas. Struktur organisasi dibuat untuk memberikan kejelasan tentang kedudukan,
fungsi, kewenangan, dan tata kerja yang berlaku didalamnya. Uraian tugas yang
jelas dibutuhkan untuk memastikan adanya pendelegasian wewenang, batas tanggung
jawab, tugas, dan fungsi. Seluruh tugas harus terbagi habis.
2. Personil
Kegiatan pembinaan personil dilakukan mulai dari proses rekruitmen
sampai dengan pemberhentian, antara lain:
a. formasi pegawai harus
ditentukan secara tepat.
b. penerimaan dan penempatan
pegawai harus didasarkan padaformasi yang lowong dengan seleksi yang obyektif.
c. pendidikan dan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan, keahlian,dan keterampilan serta pengembangan
karier pegawai.
d. perencanaan dan
pengembangan karier yang jelas.
e. sistem penghargaan yang
dapat memotivasi pegawai dan pemberiansanksi yang memiliki efek jera bagi
pegawai.
f. pemberhentian pegawai
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yangberlaku.
3. Kebijakan
Kebijakan merupakan pedoman yang ditetapkan oleh pimpinan satuan
organisasi/kerja untuk mendorong tercapainya tujuan satuan organisasi/kerja.
Suatu kebijakan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
a. jelas dan tertulis
b. dapat secara efektif
dikomunikasikan kepada seluruh personil dalamorganisasi
c. dapat memberikan motivasi
pencapaian tujuan, program atau target
d. tidak boleh tumpang tindih
dan harus ditinjau kembali secara berkala
e. transparan dan memberi
unsur komunikasi timbal balik antara stafdengan pimpinan
f. dapat meningkatkan
disiplin kerja para pegawai
g. konsisten dengan tujuan
organisasi
h. konsisten dengan pola
pemecahan masalah yang baku yang berlakudalam organisasi
4. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses penetapan tujuan serta
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan pada masa datang dengan sumber
daya yang diperlukan dalam rangka mewujudkan pencapaiantujuan organisasi.
Suatu perencanaan yang baik harus memenuhi beberapa criteria berikut:
a. merupakan jabaran dari
tujuan
b. melibatkan semua pihak
terkait
c. realistis
d. mempertimbangkan prinsip ekonomi
e. dikomunikasikan
f. dapat diukur
g. menjadi dasar pelaksanaan
kegiatan
h. fleksibel
i. dapat digunakan sebagai
unsur pengendalian
j. memperhitungkan risiko
yang akan dihadapi.
5. Prosedur
prosedur harus dibuat secara tertulis,sederhana, mudah dimengerti,
disosialisasikan kepada pihak yang ber-kepentingan, dan memberikan pelayanan
prima kepada pemakai jasa(users). Suatu prosedur yang memenuhi kriteria
tersebut di atas dandipatuhi pelaksanaannya, dengan sendirinya akan membentuk
jaringan Waskat yang andal.
6. Pencatatan
Pencatatan merupakan proses pendokumentasian transaksi/kejadian secara
sistematis yang relevan dengan kepentingan organisasi instansi.Pencatatan juga
mencakup proses pengolahan data yang diperoleh menjadi informasi dalam bentuk
keluaran olahan data atau laporan.
Suatu pencatatan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
a. dirancang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi organisasi
b. prosedur pencatatan dan
manualnya harus disusun dengan baik dancermat
c. sistem pencatatan harus
didukung dengan kebijakan yang jelas danmemadai
d. pencatatan harus
menggunakan dokumen sumber, formulir, tabulasi,daftar-daftar statistik, dan
buku-buku yang dirancang secaramemadai
e. lengkap dan informatif
f. mentaati sistem dan
prosedur kerja yang telah ditetapkan
g. diselenggarakan secara
akurat dan tepat waktu
h. diselenggarakan secara
sederhana, konsisten, runtut, danterintegrasi
i. dipisahkan dari fungsi
penguasaan dan fungsi penyimpanan
j. direviu secara berkala.
7. Pelaporan
Pelaporan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
a. mengandung kebenaran,
obyektif, dan dapat dibuktikan
b. jelas dan akurat
c. langsung mengenai sasaran
d. lengkap
e. tegas dan konsisten
f. tepat waktu
g. tepat penerimanya; dan
mempertimbangkan faktor manfaat dan biaya.
8. Super visi dan revieu
intern
Supervisi merupakan pengawasan unsur pimpinan terhadappelaksanaan tugas
yang dilaksanakan oleh stafnya.Reviu intern adalah suatu aktivitas untuk
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, program,dan kegiatan yang telah ditetapkan
yang dilakukan oleh pimpinan ataupejabat yang berwenang bersama-sama dengan
staf pimpinan atau dila-kukan oleh APIP, terhadap pelaksanaan tugas yang
diberikan. Dengankata lain reviu intern adalah memeriksa apakah seluruh
sistempengendalian telah berfungsi secara baik, untuk memastikankeberhasilan
pencapaian misi organisasi.
Sumber :
https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/03/pelatihan-dan-pengembangan-sdm-pengertian-manfaat-metode/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar